Meningkatkan Penilaian diri : Etika dan Kesopanan



Baiklah, jadi sekarang saya ingin membahas sebuah  masalah yang menyangkut sikap dan etika dan juga tentang nilai diri. 

Hal ini terjadi pada diri saya –

*sikap kamu kurang sopan
*wajah tanpa dosa/acuh tak acuh


Saat saya melakukan sebuah kesalahan tentunya saya harus bisa menjelaskan dan meminta maaf, dan menurut saya untuk melakukan hal itu butuh keberanian yang besar untuk mengakuinya karena hal itu sama saja seperti kita mempermalukan diri kita sendiri atas kesalahan kita didepan semua orang lain but,tak perlu malu, atau takut.. karena setiap orang butuh keberanian-kekuatan, dan pengakuan adalah sebuah hal yang benar.  

Saat saya mencoba meminta maaf kepada orang lain itu adalah hal yang harus/wajib dilakukan bagi orang-orang yang melakukan kesalahan seperti kita, orang orang seperti itu memang bersalah dan anda patut untuk membencinya. Namun ketika Masalah berubah saat anda tidak mau memaafkannya, maka hal itu bukan lagi urusan saya, namun itu menjadi sebuah urusan baru antara anda dengan tuhan atau dengan teman-teman anda yang ingin mengurusnya juga.
Seseoraang yang perilakunya sangat sombong dan memamerkan kelebihannya memang seseorang yag sangat buruk. Namun hal itu bukan menjadi urusan dia dengan seseorang lainnya saat teman yang lain tidak suka dngan perilakunya. Itu Menjadi urusan antara seseorang yang tidak suka itu  dengan dirinya sendiri(perceptual accention, implicit theory), dan bagaimana cara dia memandang dari sudut pandang yang lain.

Jika saya suatu hari tidak sengaja menyakiti anda dan anda terluka olehnya. Maka hal itu adalah kesalahan saya, dan anda patut merasa marah akan hal itu. Namun anda tidak bisa menuntut saya untuk meminta maaf atas perbuatan yang saya lakukan karena, perminta maafan sebuah kesadaran bukan konsekuensi atau hukuman dan jika itu memang bersifat hukuman maka norma yaang diberlakukan adalah norma kesusilaan, yang akan berdampak pada diri orang itu seendiri.
Seseorang yang sengaja atau tidak sengajaa menyakiti anda adalah orang yang bersalaha dan patut dibenci. Namun dibalik itu anda harus bisa memahami sisi pandang lain yang ada dalam pemikiran orang itu. Bisa saja ia melakukan hal itu karena ada sebuah alasan, terlebih jika alasan itu datang dari diri anda sendiri. Dan hal itu menunjukkan bahwa komunikasi bersifat punctuation.

Saat saya ingin berkomunikasi dengan anda dan saya melakukannya tidak sopan, maka hal itu menjadi semacam kesalahan bagi saya karena saya telah berkomunikasi kepada orang seperti anda. Tentu saja apalgi jika terlebih hanya anda yang merasakan bahwa saya tidak sopan, dan saya patut anda tegur. Namun hanya terbatas sampai disana saja karena anda tidak bisa menuntut saya untuk melakukan sebuah kesempurnaan di depan mata anda, karena anda perlu meneliti lebih dalam melalui keadaan distinctiviness, consistency, dan consensus information saya.

Maka dalam keadaan seterdesak, sesulit, semenyerah apapun – jangan pernah merasa bahwa nilai diri anda telah berkurang pada orang lain. Jangan pernah merasa bahwa anda mulai kekurangan keistimewaan pada diri anda, anyeo…… itu hanya masalah tentang perbedaan sudut pandang orang melihatnya, karena setiap orang berbeda-beda, manusia itu dinamis, situasional, kontekstual dan tidaak aka nada manusia yang bersifaat statis ^_^.

                        REMEMBER THIS !!

I need to be perfect -        I’m not perfect, no one is; I don’t need    tobe perfect, but I’am not bad.
I nedd to be strong           It’s nice to be strong sometimes, but also nice to be able to show weakness
I need top plese everyone     It would be nice if I pleased everyone, but that’s really impossible, no need to please everyone
I need to hurry,              I can stop and pause  and not always be in a
I can’t Waste time            hurry

I need to do more             There’s a limit on what one person can do


                                                       KAP DOC.
                                             (Interpersonal Communication)
                                                 Brawijaya University

                             


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Komunikasi Bisnis Gojek

Publik dan Stakeholder

Studi kasus disonasi masyarakat terhadap fenomena bentrok Gojek dengan Transportasi konvensional